MENUJU SINDORO


Kali ini saya akan berbagi pengalaman pertama  naik gunung. Gunung yang berhasil saya taklukkan bukan sembarang gunung. Boleh dikatakan level kesulitannya Lumayan. Berhubung saya baru pertama kali hiking, ya... ini bukan lagi lumayan tapi NYIKSA!!!

Hal yang saya siapkan sebelum melakukan perjalanan adalah menyiapkan fisik, mental, dan peralatan.
1. Fisik
Persiapan fisik yang saya lakukan adalah melatih kekuatan kaki dengan bersepeda, lari pagi, berenang dan melakukan exercise naik turun tangga!!, katanya si bisa nguatin otot betis dan paha. Metode terakhir ini cukup "it works", karena naik turun tangga merupakan simulasi untuk membiasakan diri ketika naik gunung. Usahain ketika kamu latihan naik turun tangga belajar bawa beban juga ya.

2. Mental
Persiapan mental yang saya lakukan adalah dengan mencari informasi tentang gunung yang saya akan daki. Dengan mengetahui karateristik gunung, memudahkan kita untuk mempersiapkan peralatan yang akan kita bawa. Selain informasi gunung bagi pemula seperti saya, kita juga harus tau pengetahuan dasar naik gunung, seperti: barang-barang apa saja yang harus dibawa dalam tas carrier, barang-barang yang harus selalu menempel dibadan, dan informasi-informasi seputar bagaimana survive dihutan/ gunung. Hal yang terakhir bagi saya agak ribet dan susah, karena basic-nya saya bukan anak pecinta alam, saya benar-benar newbie kalo kata orang si benar-benar masih awam dalam urusan pendakian, tapi meski g sepenuhnya ngerti atau paham, bagi para pemula minim hal simpel  kita harus ngerti!!! jadi kalo benar-benar tersesat dihutan atau terjai apa-apa "We know what we have to do!!!", karena panik itu g akan menyelesaikan apapun teman.

3. Peralatan
Okay saya akan bahas lebih detail lagi barang apa saja yang harus dibawa (ini bawaaan lebih bersifat pribadi dan khusus bagi cewek). *hal-hal yang akan saya jelaskan merupakan pure dari pengalaman saya*.

  •  Barang dalam tas carrier biasanya bersifat penting kalo kita uda diatas (gunung)/ pas ngecamp. Biasanya berupa SB (sleeping bag), tenda, baju ganti, jaket, logistik, dll.
  • Barang yang harus tetap menempel dibadan itu seperti tisu basah, peluit, pisau, korek, coklat, senter obat yg sifatnya urgent. Saya punya pengalaman soal tisu basah, Saya kebiasaan taruh tisu  basah dalam carrier, pas kebelet pipis dan carrier dibawa temen turun duluan. Alhasil saya kebingungan sodara- sodara. Oleh sebab itu g lagi-lagi deh tisu berpisah dari diriku. Biasanya   semua peralatan klenik/ barang kecil-kecil dan urgent saya masukan dalam tas kecil yang tidak akan saya lepas sampe saya kembali pulang.
Saya mempersiapkan semua itu selama sebulan. Persiapan yang lama adalah persiapan fisik dan mental hehehe. Teman saya khusus mem-briefing saya dari kejauhan (saya dirumah *jawatimur* dan dia dirumahnya *jawatengah*) dan itu g it works, hahaha... karena banyak miss understanding *okay itu masalah pribadi*. Dia juga selalu memberikan informasi terbaru mulai dari status gunung, kejadian digunung , dan hal-hal mistis yang kerap terjadi disana. Niatnya si baik supaya saya g kaget, supaya saya siap tapi hal tersebut sebenarnya tidak membantu saya sama sekali, mental saya semakin drop dari ke hari, nyali saya semakin ciut. Bahkan dia sudah mewanti-wanti saya untuk siap kalau harus kehilangan nyawa, *JDARRR!!! menciutlah nyali saya (>.<)

Gunung yang akan saya daki adalah gunung Sindoro yang terletak di Temanggung Jawa tengah. Kalau dari Kledung gunung Sumbing terletak berhadapan dengan gunung Sindoro. Tipe track gunung Sindoro adalah nanjak dan minim bonus (bonus istilah untuk menyebut dataran landai yang membuat hati para pendaki senang).

Hari H telah tiba, tepat pada tanggal 28 Februari 2014 kami berangkat dari jogja menuju temanggung. Awalnya saya benar-benar sangat gugup dan sedikit down. Saya terus bilang ke teman saya "ini jadikah???, kita jadi berangkat??". Teman saya menimpali dengan santai "jadilaah". Muka saya berangsur-angsur kacau tapi cepat dinetralkan dengan team yang baik hati. Mereka membantu saya mempersiapkan bawaan saya. Semua yang saya packing dibongkar, diatur ulang (Dipostingan berikut nya saya akan berbagi tips packing) semua harus tertata dengan baik supaya tas nyaman saat dipakai hiking. Hiking bukan olahraga hura-hura, semua harus dipersiapkan dengan baik dan detail. Seorang teman bilang meski hiking adalah olahraga berbahaya, jika dipersiapkan dengan matang resiko bisa diminimalisir. Jadi persiapan hiking g boleh sembarangan.

Sebelum kami ke temanggung kami singgah diwonosobo untuk istirahat dan menyiapkan tenaga untuk pendakian keesokan harinya. Tanggal 1 Maret pagi kami menuju ke basecamp gunung Sindoro yang terletak di Kledung. Starting Point kami dari sini. Disana sudah ada seorang teman yang menunggu sebut saja dia mas Pai, hahaha. Anggota pendakian kali ini terdiri dari 2 cewek (saya, pristian), 3cowok(mas Pai, bagas, Satriyo).

Sambil registrasi kami membongkar lagi muatan dalam tas untuk dibagi-bagi kembali. Karena saya adalah satu-satunya pendaki baru, saya diberikan kemudahan hanya membawa logistik. Dimana tas logisitik adalah tas paling kecil, paling ringan, dan paling penting.
Sebelum kami berangkat kami membentuk lingkaran, kami berdoa meminta perlindungan. Tepat jam 11 (an) dimulailah perjalanan perdana saya menuju Summit Sindoro. Dari basecamp menuju pos 1 sebenarnya bisa ditempuh menggunakan motor, bahkan ada tukang ojek yang siap mengantar  tapi berhubung teman-teman pada jalan kaki, jadi saya memutuskan untuk jalan kaki juga. Jalan menuju pos 1 masih terbuat dari aspal dan mulai menanjak, disini saya sudah merasa hah...Keringat
mulai berkucuran. Teman-teman terus menyemangati saya, mas Pai bilang "kita g lagi lomba, jadi santai aja jalannya". Nafas mulai ngos-ngosan, pristian tetap menemani saya sambil memberikan tips mengambil nafas yang baik dan mengatur langkah. Mereka memang luar biasa!!! saya baru bertemu dengan mereka, kenal baru sehari tapi toleransi mereka terhadap saya sangat sangat sangat besar. Mereka sangat memperhatikan saya, ketika saya mulai kelelahan mereka berteriak "BREAK!!!". Sampe saya ngerasa g enak sendiri karena banyak break. Mas Pai bilang "jangan sungkan bilang break, yang tau kondisi kamu cuma kamu. jangan dipaksa kalau g kuat, kita kesini buat liburan nyenengin hati, kita berangkat selamat pulang ya harus selamat, jadi jangan dipaksa". Diperjalanan pristian terus nyemangati saya tanpa henti, sedangkan bagas satu-satunya anggota paling muda selalu mengajak saya ngobrol dan bercerita pengalaman dia naik gunung dengan orang-orang berbeda. Dia bercerita untuk menyemangati saya, dari situ saya jadi dekat dengan dia dan merasa termotivasi. Kami (saya,bagas,pristian) jalan duluan setelah dari pos 2. Satriyo dan Mas Pai berangkat 10 menit setelah kami. Mereka memutuskan beristirahat lebih lama karena mereka ingin menghabiskan rokok terlebih dahulu. Posisi seperti ini kerap dilakukan ketika pendakian. Biasanya pendaki terakir disebut sweeper. Biasanya mereka yang dibelakang adalah pendaki senior, pendaki yang toleransinya tinggi, dan pendaki yang paling kuat. Karena mereka memastikan tidak ada team yang tertinggal. Sweeper itu HERO nya lah pokoknya.
Plang Pos 2
Pose termenung
Track dari pos 2 ke pos 3 benar-benar dewa susahnya, miring, nanjak dan berbatu, tangan kaki harus berkoordinasi dengan baik. Saya pikir ini uda kaya rock climbing *meski saya belom pernah nyoba rock climbing juga si..hehehe*. Yang jelas tenaga semakin berkurang, mental mulai down dalam hati kecil saya, saya terus mengucap istighfar *saya sungguh tidak pernah berpikir untuk menantang alam, saya benar-benar merasa sangat kecil dan tidak berdaya, tolong beri kekuatan Tuhan, Lindungi saya dan teman-teman saya*. Kami memutuskan break sejenak saya duduk dibatu besar tepi jurang sambil meminum air, saya melihat pemandangan yang indah dan awan yang begitu dekat membuat hati saya sedikit tenang. Saya kagum, saya hanya termenung. Dalam kesunyian yang terdengar hanya detak jantung dan desiran angin membuat saya merenung "apa yang mau disombongkan dari manusia? bahkan untuk melewati gunung yang tampak kasat mata pun kita begitu kesulitan dan ini hanya secuil dari ciptaanNYA".
Pemandangan Setelah Pos 2
This is it !!! Si Pendaki Kece
Kami sampe dipos 3 sekitar 17.30, para lelaki survey tempat untuk mendirikan tenda. Karena kebetulan waktu itu yang nge-camp lagi banyak-banyaknya. Jadi agak lumayan sulit cari tempat.
Pos 3 *Ramai kan yang Ngecamp, Itu Belum Semuanya Lo
Setelah tenda siap ditempati tiba-tiba hujan turun deras pula *Owh Tuhan saya seram. Tenda kami bocor, berembun, dan tepat dibawah tenda air menggenang, karena tempat nge-camp kami adalah aliran air. Ini pertama kali ngecamp kok kayak gini *nelangsa hati adek bang*. Setelah hujan reda Semua langsung benerin flesit biar g bocor dan ngelap tenda biar embunnya cepet ilang. Handuk saya jadi sasaran karena kami tidak ada yang bawa kain lap T_T.

Paginya sekitar jam 6 pagi setelah sarapan saya, bagas, mas Pai dan pristian memutuskan untuk summit. Satriyo tetap ditenda, menjaga tenda dan tas serta menjadi koki handal untuk makan siang kami. Akhir-akhir ini berhembus isu sering terjadi pencurian dipos 3. Jadi agak kurang aman jika semua perlatan ditinggal dipos 3 tanpa ada yang menjaga.

Track dari pos 3 menuju summit benar-benar hah...(lagi). Saya tidak membawa apapun tapi nafas tetap ngos2an. Hampir 5-10 menit berhenti. Diotak saya cuma satu, saya harus sampe puncak. Saya ga boleh nyerah. Ini uda kepalang tanggung puncak tinggal beberapa jam lagi. Pos demi pos kami lewati sampe tidak terasa bau belerang mulai tercium. Karena dasarnya saya kampungan!, saya nyeletuk "bau apa nih???", mas pai nyaut "belerang!! ini tandanya kita sudah dekat dengan puncak!!!". Wah dibilang kayak gitu semangat saya makin membara, rasa penasaran dan ingin tau rupa puncak Sindoro makin g karuan *aaaacccckkkk aku datang
Hamparan Rerumputan yang Membuat Saya Pingin Glndung-Glundung
Sepertinya Ini Uda Deket sama Puncak
Plang Pos 4
Sekitar pukul 11.30 (an) kami sampe dipuncak GUNUNG SINDORO!!! 3150 mdpl adalah saksi dimana pertama kali saya menginjakkan kaki di bumi tertinggi. Hanya rasa syukur yang terasa. Saya blank... saya diam melihat kawah yang tampak mengepulkan asap belerangnya dan bagas segera menyalami saya "Selamat ya mbak" rasanya mau nangis tapi malu hahaha.. *G ada kalian rasanya saya g bisa sampe sini. makasi ya!! kalian team pertama yang paling kece!!!!.
Yatta!!
Mas Pai in Action
First Partner yang Paling Kece
Kamu juara Gas!!!
Setelah terkagum-kagum, saya bersama teman-teman istirahat sejenak menghabiskan bekal yang kami bawa, bercengkrama ditemani air jahe hangat, itu sangat memorable. Setelah itu kami mendokumentasikan keberhasilan kami. Saya mengambil waktu sedikit agak lama, tepat ditepi kawah, duduk diatas batu besar, saya terhanyut dan mengucap syukur karena diberikan kesempatan untuk melihat hal yang menakjubkan. Ini tidak akan pernah saya lupakan.
Padang Edelweis
Piknik Time
Kami menghabiskan waktu sekitar sejam, pukul 13.00 kami memutuskan untuk segera turun, karena cuaca mulai tidak bersahabat. Kabut tebal mulai turun. Mas Pai menyarankan untuk segera kembali ke pos 3, takut hujan sebelum sampai tenda. Setelah melewati pos 5 hujan turun, kami tetap melanjutkan perjalanan, sambil mengenakan jas hujan yang sudah kami persiapkan. Awalnya kami pikir hujan akan segera reda, tidak tau nya semakin lebat diikuti dengan kilat. Waktu kilat menyambar *entah apa yang tersambar yang jelas kenceng banget suaranya, saya tanpa sadar tiarap dialiran air, saya takut tersambar karena waktu itu tidak ada pohon tinggi dan hanya ada semak-semak dan pohon perdu. Mas Pai tertawa melihat tingkah saya. Saya bilang saya ketakutan. Kaki saya mulai lemas dan bolak-balik saya terjatuh. Saya terpleset, saya terjungkal, saya tersungkur, Mas Pai menawarkan untuk menggendong saya. Saya bilang saya gpp, cuma kaki saya gemetar, rasanya lutut saya g kuat. Mas Pai bilang "kita pelan-pelan saja". Saya beruntung mas Pai tetap bersama saya dan dia tetap sabar. Gini ni ya kalo pendaki sejati, aware nya lebih tinggi *sungkem sama mas pai. Kami sampai dipos 3 hujan mulai agak reda, itu sekitar 15.30. Satriyo sudah menunggu kami. Dia khawatir kenapa kami begitu lama. Kami buru-buru ganti baju dan langsung makan. Satriyo langsung menyiapkan makanan untuk kami. Badan yang letih dan kedinginan lebih mudah terserang hipotermia. Setelah makan kami rembukan soal turun, mas Pai dan satriyo menyarankan kami turun besok pagi setelah sarapan, toh masih ada sisa logistik untuk malam ini dan besok, karena cuaca tidak memungkinkan, kami memutuskan untuk menginap semalam lagi. Meskipun kami ingin segera pulang, kami tidak boleh memaksakan diri, cuaca yang tidak menentu, kabut yang tebal, dan sesekali hujan turun tidak memudahkan kami untuk melakukan tracking dimalam hari. Perjalanan dimalam hari lebih berbahaya karena jarak pandang terbatas.
Nikmat Mana yang Kamu Dustakan
Setelah sepakat untuk menginap semalam lagi, saya memutuskan untuk tidur lebih awal. Saya bangun sekitar jam 3 dini hari, karena bosan dalam tenda saya memutuskan untuk keluar. Saya mengajak pristian duduk diluar. Sambil berbincang-bincang tidak terasa fajar mulai menyingsing. Guratan merah dilangit yang memukau membuat saya kembali terdiam.
"Terima kasih Tuhan Kau telah hadirkan saya dalam kesempatan yang mengagumkan, berikanlah umur panjang agar saya dapat kembali untuk menikmati hal ini suatu saat nanti".


Previous
Next Post »

Translate This Site