Mengenal DFD (Data Flow Diagram)

DFD atau Data Flow Diagram merupakan salah satu tools dalam perancangan terstruktur, selain ERD, Kamus Data, dan STD (State Transititon Diagram). Konsep dalam perancangan terstruktur dalam matakuliah Analisis dan Perancangan Sistem Informasi kadang-kadang menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa, sulit, lupa alur, bingung menguraikan dari konsep ke penggambaran dan sebagainya.

Beberapa konsep pemahaman yang agak keliru namun sering terjadi antara lain:
  1. Hasil penggambaran DFD harus sama persis dengan yang teman yang lain apabila sistem yang dibuat sama, kalau berbeda berarti salah. Faktanya : Hasil dari penggambaran DFD tidak ada yang SALAH atau BENAR, karena bergantung logika, analisis kebutuhan, dan perspekstif model perancangan yang digunakan setiap orang
  2. Menggambar proses jangan lebih dari 10 dalam DFD. Faktanya : Beberapa referensi memang ada yang menyebutkan jumlah proses tidak lebih dari sembilan bahkan maksimal hanya 13 proses dalam sistem. Namun sebenarnya tidak ada aturan baku, biasanya jika melebihi jumlah tersebut maka sebaiknya dikelompokkan beberapa proses yang bekerja bersama-sama didalam suatu subsistem. 
  3. Ada penyebutan level diagram yang kurang tepat sehingga membingungkan. Faktanya: Menurut  Refrensi buku Jeffrey l. Whitten dan juga buku Kendals (Terjemahan : Analisis dan Desain Sistem Informasi), diagram awal dalam perancangan disebut dengan Diagram Context, kemudian dipecah menjadi level zero dan selanjutnya. Sedangkan pada beberapa referensi orang lainnya, diagram level 0 menggambarkan diagram konteks, dan selanjutnya level 1 meggambarkan diagram overview, level 2 berikutnya diagram rinci, dan seterusnya. Sangat-sangat jarang ada yang memecah proses setelah dari diagram rinci. Tergantung saja pada apa yang dipahami teman-teman sekalian (dan mungkin disesuaikan dengan yang mengajarkan)


Pada dasarnya, DFD dapat dipakai untuk mempresentasikan sistem secara otomatis maupun manual, namun tidak ada perbedaan antara proses manual dan terkomputerisasi saat penggambarannya. Jika dianalogikan dengan pemrograman modular, Proses dalam DFD akan menjadi sebuah fungsi/prosedur.

DFD merupakan cetak biru (blue print) dari program/aplikasi dan harusla dapat diimplementasikan sesuai gambaran yang diberikan. Tujuan DFD dapat dikatakan sebagai penggambaran/dokumen yang dapat menyamakan persepsi dari semua pihak yang terlibat dalam sistem, sehingga yang digambarkan adalah proses apa saja dan keterkaitannya.

Beberapa yang perlu diperhatikan  dalam menggunakan element-elemen pada DFD:
  • External Entity, merupakan kesatuan diluar sistem yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. Segala bentuk entitas yang terlibat untuk mengerjakan proses tidak perlu dituliskan, namun cukup dilebur dalam proses
  • Hindari kesalahan dalam pembuatan proses, antara lain : Black hole (lubang hitam), dimana proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Selain itu ada juga miracle (ajaib), dimana proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima inpu
  • Arus data yang menuju ke storage dari suatu proses menunjukkan  adanya UPDATE pada record, atau Memeriksa record data. Sedangkan arus data yang berasal dari storage menuju proses menunjukkan proses tersebut menggunakan data yang ada dalam storage. Apabila data yang keluar masuk dari storage mudah dipahami, kadang tidak perlu dituliskan. Misalnya data yang keluar masuk antara proses login dan tabel_user yang hanya mengeluarkan record user dan password






Previous
Next Post »

Translate This Site